Hedonisme adalah gaya hidup yang identik dengan pemborosan, konsumtif, dan selalu mengejar kepuasan fisik. Tidak ada cara mengatasi gaya hidup hedonisme kecuali benar-benar ada niat kuat untuk keluar dari pola hidup tidak sehat tersebut.
Belanja barang-barang branded, hang out, jalan-jalan, menghabiskan banyak uang untuk mengejar modernitas adalah contoh seseorang menganut hedonisme. Intinya bahwa bagi mereka kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan hidup.
Seorang hedonisme selalu ingin menjadi pusat perhatian. Berusaha menekankan pada publik bahwa mereka adalah yang nomor satu dalam segala hal seperti fashion, makanan, tempat nongkrong, hingga koleksi barang-barang mewah.
Gaya hidup konsumtif yang melekat dalam keseharian mereka memberikan kepuasan melebihi hal apapun. Tak peduli uang dari mana, atau bahkan berutang sekalipun, yang penting unsur kemewahan harus terpenuhi.
Hati-Hati, Hedonisme Bahaya untuk Kesehatan Finansial
Contoh hedonisme mudah dilihat disekitar kita. Bahkan jika tidak paham bahayanya, bisa jadi kita terseret pada gaya hidup konsumerisme. Ketika materi dipakai untuk pos-pos yang tidak penting lalu mengejar “yang penting happy” itu sangat berbahaya. Hedonisme adalah lifestyle dimana tidak ada yang bisa memaksa harus suka atau tidak suka.
Untuk menganut gaya hidup hedon butuh materi yang melimpah. Mungkin kalian termasuk beruntung memiliki penghasilan tinggi, namun jika gaya hedonisme tetap dipertahankan lama-lama akan muncul ketimpangan. Salah satunya kesehatan finansial menjadi terganggu.
Jika sudah terlalu asik menikmati gaya hidup hedonisme orang akan sulit keluar. Terlebih jika mereka memiliki komunitas. Hidup mewah diantara orang-orang dengan hobi yang sama tentu membuat penganut hedonisme semakin tenggelam.
Cara Mengatasi Gaya Hidup Hedonisme dan Konsumerisme
Seseorang yang tidak punya prinsip sulit menemukan cara mengatasi gaya hidup hedonisme dan konsumerisme. Untuk keluar dari situ harus dibangun dulu prinsip yang kuat, setelah itu membangun niat. Ya, niat kuat untuk betul-betul meninggalkan kebiasaan-kebiasaan tidak sehat tersebut.
1. Kurangi Jalan-Jalan ke Mall
Tidak salah kalian jalan-jalan ke mall, cuci mata atau refresh pikiran. Tapi jika terlalu sering itu bahaya. Kenapa? Bisa dibilang pusat perbelanjaan itu sumber godaan. Mall yang dipenuhi barang-barang mewah berpontesi menimbulkan niat belanja yang tidak terencana sebelumnya.
Jika memang punya niat belanja, buatlah daftar belanja dari rumah. Jangan sampai niatnya hanya jalan-jalan namun akhirnya uang ludes gara-gara belanja barang tidak penting.
2. Prioritaskan Kebutuhan
Harus kalian pahami bahwa kebutuhan dan keinginan itu berbeda. Disini ‘derajat’ kebutuhan jauh lebih tinggi dari sekedar keinginan atau keperluan. Nah, cara mengatasi gaya hidup hedonisme salah satunya dengan memprioritaskan kebutuhan.
Keinginan orientasinya lebih ke ‘nafsu’ dan itu bisa kalian pikirkan setelah kebutuhan terpenuhi. Intinya buatlah skala prioritas terhadap barang-barang yang benar-benar dibutuhkan. Ada kebutuhan yang sifatnya urgent dan itu wajib diprioritaskan. Setelah itu baru berfikir memenuhi kebutuhan yang tingkat urgensinya lebih rendah.
3. Membuat Anggara Belanja
Dampak hedonisme sangat kuat terhadap finansial jadi penting buat kalian untuk membuat anggaran belanja. Ini merupakan cara efektif untuk mengatur aliran dana yang masuk atau keluar.
Dalam anggaran belanja ini tentu saja fokus kalian adalah perencanaan pengeluaran. Buatlah poin-poin kebutuhan harian, mingguan, dan bulanan. Namun ingat, setiap pengeluaran perlu kalian atur di pos-pos yang jelas.
Dengan membuat anggaran belanja, kalian lebih mudah mendapat gambaran besaran pengeluaran dalam satu bulan, termasuk dana yang harus dipersiapkan. Intinya dengan membuat anggaran belanja, kalian sudah memiliki parameter untuk menentukan target pengeluaran.
Kalian juga harus disiplin dan konsekuen terhadap anggaran yang sudah dirumuskan. Jadi harus mampu menepati semua anggaran yang kalian buat sendiri. Kendalikan diri sehingga anggaran yang tersedia untuk kebutuhan utama tidak kalian alokasikan ke pos-pos yang tidak penting.
4. Hindari Penggunaan Credit Card
Abaikan rayuan bank dengan promo-promo produk kartu kreditnya. Ibarat ‘setan’ kartu kredit mudah merayu kalian terjebak gaya hidup konsumtif. Dengan kartu kredit kalian sangat mudah belanja apa saja, kapan saja, dan dimana saja, termasuk belanja barang-barang yang sebenarnya tidak kalian butuhkan.
Belanja dengan kartu kredit harus punya komitmen tinggi, jika lost control itu berbahaya. Sekedar diketahui, dalam perencanaan keuangan proporsi ideal untuk pos utang dalam kartu kredit adalah 30% dari penghasilan per-bulan. Dan persentase itu sudah harus maksimal.
Jika pengeluaran kartu kredit melampaui persentase tersebut kondisi finansial kalian bisa goyah. Berikutnya bisa jadi kalian mengalami kesulitan keuangan, bahkan terlilit utang. Ini belum dperparah dengan cicilan utang credit card yang bunganya rata-rata 2-3% setiap bulannya. Jadi bunga per-tahun mencapai 24-36%.
Apa risikonya jika kartu kredit tidak segera dilunasi? Tentu saja uang kalian habis terkuras karena dalam kartu kredit berlaku suku bunga efektif. Jadi akan terus terhitung jika kalian hanya membayar minimum cicilan saja. Sisa bunga yang belum terbayar kemudian berbunga, begitu seterusnya sampai gaya hidup hedonisme memaksa kalian harus berhadapan dengan debt collector.
Ibaratkan sedang sakit kalian harus berusaha untuk sembuh. Tidak ada sakit yang tidak ada obatnya. Demikian juga jika kalian ingin keluar dari gaya hidup hedonisme, harus tahu cara mengatasi gaya hidup hedonisme itu sendiri. Semoga cara-cara diatas bisa membantu kalian.
Tags: bagaimana cara mengatasi gaya hidup hedonisme cara mengatasi gaya hidup hedonisme mengatasi gaya hidup hedonisme tips mengatasi gaya hidup hedonisme