Ini Dia 7 Penyebab Giant Tutup Permanen, Pebisnis Wajib Tahu!

Penyebab Giant tutup masih menarik untuk dibahas. Giant ini menjadi bukti nyata bahwa banyak bisnis yang tumbang di saat pandemi yang tidak berkesudahan ini.  PT Hero Supermarket Tbk atau biasa disebut dengan Hero Group ini sudah memutuskan untuk menutup semua gerai Giant. Penutupan secara serentak dilakukan di akhir Juli 2021. Hal ini dipastikan bahwa Giant hanya akan menjadi kenangan di dalam bisnis ritel di tanah air ini.

giant tutup permanen

giant tutup permanen

Giant merupakan hypermarket dan menjadi brand besar yang mana harus menyerah terhadap keadaan. Karena keputusan penutupan ini membuat banyak pihak yang menyayangkan. Terlebih lagi Giant ini sudah lama menemani masyarakat Indonesia.  Simak beberapa penyebab Giant tutup permanen berikut ini:

Terdampak Pandemi Covid-19

Salah satu penyebab Giant tutup adalah karena terdampak oleh Pandemi Covid-19 dimana saat pandemi ini terjadi pembatasan. Masyarakat yang melakukan mobilitas ini dibatasi sehingga membuat traffic pengunjung ke gerai ini menjadi menurun. Pembatasan ini membuat kinerja sektor usaha yang mengusung konsep hypermarket ini menurun. Banyak masyarakat yang berbelanja di tempat yang dekat dengan rumah misalnya minimarket maupun sejenisnya.

Daya Beli Masyarakat yang Melemah

Pandemi Covid-19 yang tidak berkesudahan ini membuat daya beli masyarakat melemah. Banyaknya pemutusan hubungan kerja dan juga potongan gaji ini membuat konsumsi untuk rumah tangga juga menjadi menurun. Masyarakat yang dulunya berbelanja banyak di hypermarket satu ini kemudian menurun tajam. Saat pandemi ini mereka berbelanja seperlunya dan secukupnya saja.

Tren Konsumen Menengah Atas yang Berubah

Dilihat dari kacamata bisnis, penyebab utama mengapa hypermarket ini tidak memiliki usia lama di Indonesia adalah perubahan tren dan juga revolusi toko yang mana formatnya adalah besar sehingga penutupan gerai Giant ini lumrah untuk ditemui.

Baca juga:  5 Ide Bisnis Pecinta Binatang yang Menjanjikan

Menurut Pengamat Ritel sekaligus Staf Ahli Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia bernama Yongky Susilo mengungkapkan bahwa format big box dalam dua dekade ini tidak berevolusi dan isi hanya perang harga. Di luar penjualan produk grocery, pengelola dirasa kurang pandai terutama dalam membuat pengalaman belanja konsumen lebih menarik.

Format hypermarket ini mengalami pertumbuhan negatif dalam tujuh tahun terakhir. Hal ini tidak lepas dari preferensi konsumen yang kelasnya menengah ke atas. Mereka tidak ingin membuang waktu untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari.

Jika memang segmennya untuk masyarakat menengah ke atas mereka akan berbelanja dengan gaya sehingga tidak mengherankan jika Ranch Market, Foodhall, Grand Lucky dan sebagainya menjadi lebih naik daun terutama di kota-kota besar di Indonesia. Di kota besar ini pelaku usaha harus mampu memberikan pengalaman belanja yang beda.

Belanja yang Lebih Cepat dan Praktis

Penyebab Giant ditutup saat ini karena pola belanja masyarakat yang berubah. Berbelanja di Giant membuat orang capek karena belanja muter-muter karena memang tempatnya yang begitu luas. Bergesernya tren belanja saat ini dan pertumbuhan e-commerce yang semakin pesat membuat toko-toko retail offline menjadi ambruk.

Saat ini perkembangan e-commerce mulai mengambil alih pasar retail yang mana menyediakan bahan pokok dan juga kebutuhan dasar rumah tangga. Berbelanja pun juga lebih praktis dan sangat menghemat waktu. E-commerce ini menarik pelanggan dengan diskon atau promo yang menggiurkan. Belanja yang lebih cepat dan praktis ini lebih banyak dipilih oleh masyarakat saat ini.

Fokus ke Brand Lain dengan Pertumbuhan Tinggi

Dilihat dari sisi perusahaan, mereka ingin memfokuskan bisnis ke brand lain yang dianggap memiliki potensi pertumbuhan yang jauh lebih tinggi dan lebih baik dibandingkan dengan Giant.  Brand yang dimaksud ini adalah Hero Supermarket, IKEA, dan juga Guardian. Mungkin masih banyak yang ingat jika sebelum berubah nama menjadi Giant, Hero Supermarket ini juga pernah meramaikan pasar toserba yang ada di Indonesia.

Baca juga:  Rincian Biaya Bisnis Sembako yang Menggiurkan

Demi Efektivitas Bisnis

Dari pihak perusahaan, penutupan Giant ini bukan tanpa alasan namun hal itu dilakukan demi efektivitas bisnis yang dijalankan.  Pihak manajemen mengungkapkan bahwa penutupan Giant menjadi hal yang biasa.  Persaingan bisnis yang ketat membuat efektivitas Giant ini tidak seperti yang diharapkan sehingga perusahaan terpaksa menutupnya agar tidak menimbulkan kerugian yang lebih dalam lagi.

Minat Pasar yang Berubah

Penyebab Giant tutup menurut kacamata perusahaan adalah mereka melihat adanya minat pasar yang berubah. Seperti yang dijelaskan bahwa kondisi pasar ini akan terus berubah-ubah sehingga perusahaan bisnis harus mampu menganalisis dengan cepat arah pergerakan pasar dan membuat keputusan dengan cepat. Pihak perusahaan menilai bahwa kondisi pasar telah berubah dan yang memiliki potensi pertumbuhan yang baik ada pada bisnis layanan furniture rumah tangga, kecantikan dan kesehatan. Selain itu banyak yang berminat terhadap pasar premium kebutuhan sehari-hari.

Pihak manajemen setuju untuk menjangkau pasar penjualan produk kecantikan dan kesehatan dengan Guardian, dan pasar premium untuk kebutuhan sehari-hari di Hero Supermarket menggantikan Giant. Untuk furniture disediakan oleh IKEA.

Baca juga :  Pelajari 11 Strategi Memenangkan Persaingan Usaha di Pasar

Demikianlah beberapa penyebab Giant tutup yang bisa dijadikan sebagai pembelajaran bisnis, dalam dunia bisnis penting sekali untuk bersikap tanggap terhadap pergerakan pasar, sigap dan siap dalam menerima segala perubahan, semua hal itu penting agar bisnis mampu survive dan terus bisa bertahan lama, semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda.

Tags: mengapa Giant tutup Penyebab Giant tutup

Berikan komentar