Diprediksi akan ada banyak retail tutup di tahun 2019 nanti. Pendapat ini jelas bukan sebuah opini belaka jika melihat kondisi industri retail hari ini. Ada banyak sekali industri retail yang berskala besar gulung tikar seperti Matahari, Lotus, 7eleven hingga Debenhams. Kondisi ini jelas sebuah alarm bagi pemerintah untuk segera membenahi industri retail di Indonesia.
Apabila pertumbuhan industri retail dibiarkan terus menerus menurun, maka akibatnya akan mempersempit lapangan pekerjaan. Disamping itu, bangkrutnya industri retail juga akan berakibat pada peningkatan jumlah pengangguran. Sebenarnya ada apa dengan industri retail di negara kita saat ini? Berikut ini adalah analisis terkait penyebab menurunnya pertumbuhan industri retail.
Penyebab banyaknya industri retail gulung tikar
- Ketatnya persaingan pusat perbelanjaan
Menurut beberapa Sarman Simanjorang, faktor utama penyebab banyaknya industri retail yang tutup adalah ketatnya persaingan. Salah satu jenis industri retail yang beramai-ramai gulung tikar adalah pusat perbelanjaan. Industri retail yang satu ini memang memiliki tingkat persaingan cukup ketat di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari munculnya industri retail seiring dengan pertumbuhan kawasan hunian baru, perkantoran hingga industri.
- Invasi yang dilakukan oleh marketplace
Setuju atau tidak, diprediksi akan ada banyak retail tutup di tahun 2019 nanti karena semakin menjamurnya toko onlie. Prediksi tersebut bukanlah sebuah opini tanpa dasaran data yang valid. Prediksi tersebut dibuat dengan menggunakan tolok ukur kebiasaan masyarakat dalam berbelanja. Menurut data yang ada, sekitar 20% masyarakat Indonesia lebih sering berbelanja secara online. Meski pengaruhnya belum signifikan, tapi tetap saja keberadaan marketplace ini ikut mempengaruhi bangkrutnya industri retail.
- Lolosnya barang-barang ilegal di pasaran
Dewasa ini, pertumbuhan sektor impor memang sangat pesat. Hal ini disebabkan proses impor barang dari luar negeri tidak membutuhkan prosedur yang sulit dan biaya mahal. Jadi, beberapa pedagang khususnya sektor online memutuskan untuk membeli barang dari luar negeri dan dijual di Indonesia. Namun, permasalahannya adalah tidak semua penjual menjunjung tinggi kejujuran.
Tidak sedikit juga dari mereka yang memasukan barang ke Indonesia secara ilegal. Apabila barang-barang ilegal tersebut tersebar di pasaran maka tentu saja akan mempengaruhi pertumbuhan industri retail. Hal ini dikarenakan beberapa barang ilegal tersebut dijual dengan harga lebih murah dibanding industri retail. Kondisi ini semakin diperparah dengan belum teredukasinya masyarakat kita soal kualitas produk.
- Menurunnya daya beli masyarakat
Diprediksi akan ada banyak retail tutup di tahun 2019 disebabkan oleh menurunya daya beli masyarakat. Seperti kita ketahui bahwa barang-barang yang dijual di industri retail mempunyai harga lebih mahal dibandingkan dengan online shop maupun kaki lima. Harga yang mahal tentu saja tidak dapat dijangkau oleh masyarakat karena daya beli mereka menurun. Kondisi ini mengakibatkan masyarakat lebih memilih berbelanja di online shop atau pasar. Akibatnya, pertumbuhan sektor retail terus melambat.
Pertumbuhan industri retail di Indonesia dalam 2 tahun terakhir ini memang cukup mengkhawatirkan.
Menurut ketua umum Aprindo, Roy Mandey “ada sekitar 30-40 industri retail yang tutup pada tahun 2017. Kemudian, pada tahun 2018 mengalami peningkatan dimana 40-50 industri retail tutup. Apabila kondisi ini terus dibiarkan maka diprediksi akan ada banyak retail tutup di tahun 2019. Akibatnya, phk akan meningkat dan diiringi dengan jumlah pengangguran yang bertambah.
Tags: berita Retail tutup di tahun 2019 Diprediksi akan ada banyak retail tutup di tahun 2019 Retail tutup di tahun 2019