5 Etika Bisnis Syariah Dalam Islam yang Dianjurkan

Etika bisnis syariah – Sistem yang menerapkan prinsip sesuai dengan syariat islam disebut dengan syariah. Berbisnis secara syariah tidak boleh sembarangan, karena ada peraturan yang harus dipenuhi supaya tidak melanggar dari prinsip islam itu sendiri. Bisnis ini juga ada yang halal dan haram, oleh sebab itu dalam berbisnis harus tahu etikanya terutama yang berasaskan islam. Etika ini penting untuk ditegakkan dikarenakan karena tidak hanya memberikan manfaat namun juga sebagai pemberi rasa aman di dalam menjalankan usaha.  Agar kegiatan bisnis jauh dari kata haram, pebisnis harus tahu etika bisnis yang sesuai dengan syariah ini. Berikut ini adalah etika bisnis syariah yang harus ditegakkan dan selalu dipegang teguh oleh pebisnis:

Tauhid

Tauhid

Tauhid

Etika bisnis syariah yang pertama adalah tauhid. Tauhid menjadi sebuah kesatuan untuk bisa memadukan seluruh aspek kehidupan baik itu bidang ekonomi, politik, sosial dan lain sebagainya. Konsistensi dan keteraturan dalam bisnis ini diperlukan. Dengan melihat konsep ini islam menjadikan etika bisnis terpadu baik secara vertikal dan horizontal. Etika bisnis ini jika dilakukan oleh pebisnis tidak akan membuatnya menjadi berperilaku semena-mena terhadap rekan bisnisnya.

Sebagai contoh karena tidak tauhid maka pebisnis menjadi diskriminatif dan semena-mena terhadap pekerja, pemasok, pembeli, atau kepada siapa pun karena bisnis hanya melihat warna kulit, jenis kelamin, agama dan juga ras. Pebisnis yang tidak mengedepankan tauhid juga bisa dipaksa untuk berbuat tidak etis karena dia tidak takut kepada Allah SWT. Pebisnis yang memiliki etika tauhid tidak akan menimbun kekayaan dengan keserakahan yang dimilikinya. Ia bersikap amanah dan percaya bahwa harta yang ada di dunia ini hanya sementara sehingga digunakan secara bijaksana.

Kehendak Bebas

Kehendak Bebas syariah

Kehendak Bebas syariah

Etika bisnis syariah selanjutnya adalah kebebasan. Kebebasan merupakan bagian penting dalam bisnis islam namun tidak akan merugikan kepentingan kolektif. Kepentingan individu dibuka dengan lebar. Pebisnis tidak akan memberikan batasan pendapatan bagi yang aktif berkarya dan bekerja dengan berbagai macam potensi yang dimiliki. Selama ini manusia cenderung untuk terus memenuhi kebutuhan pribadinya yang menjadi tidak terbatas. Kemudian kebutuhan pribadi itu dibatasi dengan kewajiban setiap individu yaitu mengeluarkan zakat, infak, dan juga sedekah.

Baca juga:  5 Cara Membaca Grafik Trading di VIP yang Akurat

Tanggung Jawab

tanggung jawab dalam berbisnis

tanggung jawab dalam berbisnis

Setiap bisnis syariah harus disertai dengan tanggung jawab. Kebebasan tanpa batas merupakan hal mustahil bagi manusia karena dia tidak menuntut pertanggungjawaban dan juga akuntabilitas. Agar bisa memenuhi tuntutan keadilan dan kesatuan, manusia harus bisa mempertanggungjawabkan secara logis. Pada prinsip ini memiliki hubungan erat dengan kehendak bebas. Dia menetapkan batasan apa saja yang bisa bebas dilakukannya dan bagaimana cara mempertanggungjawabkan semua tindakannya secara logis.

Keseimbangan

Keseimbangan dan keadilan

Keseimbangan dan keadilan

Islam sangat menganjurkan berbuat adil di dalam berbisnis dan Rasulullah telah melarang berbuat curang atau zalim. Rasulullah diutus Allah untuk membangun keadilan. Akan menjadi kecelakaan besar jika orang tersebut berbuat curang misalnya menerima takaran orang lain untuk dipenuhi, sedangkan takarannya sendiri selalu dikurangi. Jika berbuat kecurangan maka kehancuran bisnis akan semakin dekat hal itu dikarenakan bisnis berbasis dengan kepercayaan. Di dalam Al-Quran sudah diterangkan agar kaum muslimin yang menimbang atau mengukur dengan cara yang benar jangan sampai berbuat kecurangan sekecil apapun termasuk mengurangi takaran atau timbangan.

Kebenaran, Kebajikan dan Kejujuran

kebaikan dalam bisnis

kebaikan dalam bisnis

Dalam berbisnis penting sekali untuk menggunakan ketiga etika tersebut.  Kebenaran adalah lawan dari kesalahan, kebajikan lawa dari kemungkaran, serta kejujuran lawan dari kebohongan. Selalu tanamkan ketiga hal tersebut di dalam diri sendiri. Dengan prinsip kebenaran islam menjaga atau menghindari kerugian yang dihasilkan dari salah satu pihak.  Berikut adalah bentuk kebajikan yang bisa ditiru:

  1. Jika ada yang membutuhkan sesuatu, maka pebisnis harus memberikannya dengan mengambil keuntungan sedikit mungkin. Jika melupakan keuntungan maka hal tersebut menjadi lebih baik baginya.
  2. Jika membeli dari orang miskin maka bisa membelinya dengan harga yang lebih mahal dibandingkan harga sebenarnya maka Allah akan membalasnya dengan pahala.
  3. Untuk mengabulkan hak pembayaran atau pinjaman harus bertindak secara bijaksana.
Baca juga:  5 Tips Bisnis Keluarga Agar Berjalan Lancar Tanpa Perselisihan

Berbisnis Ala Rasulullah

bisnis di zaman rasulullah

bisnis di zaman rasulullah

Rasulullah sejak dari belia sudah berdagang. Saat ini pun dagang menjadi usaha bisnis yang menguntungkan. Dalam berdagang atau berbisnis tersebut Rasulullah selalu menggunakan prinsip islam. Berikut ini adalah etika bisnis sesuai dengan anjuran Rasulullah:

  1. Prinsip esensial dalam berbisnis adalah kejujuran. Kejujuran adalah syarat mendasar dalam bisnis.
  2. Kesadaran dalam berbisnis tidak hanya mengejar untung sebanyak-banyaknya namun orientasinya lebih ke menolong orang lain.
  3. Tidak mengeluarkan sumpah palsu dalam melakukan transaksi bisnis.
  4. Ramah tamah kepada pelanggan. Hindari melayani dengan sikap judes dan kurang menyenangkan karena Allah SWT akan merahmati orang yang berlaku ramah dan toleran di dalam menjalankan bisnis.
  5. Tidak boleh berpura-pura menawar dengan harga yang tinggi supaya orang menjadi tertarik membeli.
  6. Dilarang menjelek-jelekkan produk orang lain.
  7. Hindari menumpuk barang sampai masa tertentu dengan tujuan agar harga menjadi naik berkali-kali lipat.
  8. Melakukan timbangan dengan cara yang benar.
  9. Bisnis tidak boleh mengganggu kegiatan beribadah kepada Allah.
  10. Membayar upah dengan tepat waktu dan tidak memonopoli.

Demikianlah etika bisnis syariah dan berbisnis ala Rasulullah yang bisa ditiru, semoga informasi ini bermanfaat.

 

Tags: Etika bisnis syariah Etika bisnis syariah dan konvensional Etika bisnis syariah di Indonesia Etika bisnis syariah terbaru jenis Etika bisnis syariah macam Etika bisnis syariah

Berikan komentar