4 Inovasi Nadiem Makarim di Dunia Pendidikan Indonesia

Inovasi Nadiem Makarim di dunia pendidikan Indonesia – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim sejak awal penugasannya sudah banyak mendapatkan sorotan publik. Salah satu yang paling menonjol adalah karena latar belakangnya yang bukan dari ranah pendidikan. Meskipun begitu, Nadiem dikenal sebagai pribadi jenius terlebih dalam dunia digital. Bagaimana tidak, dirinya merupakan founder dan mantan CEO raksasa transportasi online yaitu Gojek. Bahkan ia menjamin kepemimpinannya dalam dunia pendidikan saat ini akan diarahkan agar dapat terhubung dengan dunia luar. Meskipun dirasa tak mudah, namun baginya tak menjadi masalah.

Presiden Indonesia, Joko Widodo mengaku menginginkan adanya terobosan baru dalam dunia pendidikan, dan Nadiem Makarim dinilai dapat menghadirkan angin segar bagi ranah pendidikan Indonesia. Karena itulah Nadiem mengeluarkan poin kebijakan yang diberi nama Merdeka Belajar pada Desember tahun 2019 lalu. Konsep Merdeka Belajar tersebut memiliki 4 kebijakan pokok, diantaranya membebaskan sekolah untuk menggelar USBN atau Ujian Sekolah Berstandar Nasional, menghapus Ujian Nasional per tahun 2021, merampingkan ujian sekolah berstandar nasional bagi para guru, serta revisi sistem zonasi. Berikut penjelasan lengkap mengenai inovasi Nadiem Makarim di dunia pendidikan Indonesia.

1. Membebaskan Sekolah Dalam Hal USBN

USBN atau Ujian Sekolah Berstandar Nasional menjadi salah satu indikator kelulusan siswa sejak tahun 2015. USBN berjenis tes tertulis dan dilaksanakan dalam tingkatan provinsi. Namun mulai tahun 2020, sekolah memiliki kewenangan sepenuhnya apakah akan menggelar USBN bagi para siswanya atau tidak. Sehingga ujian yang dilaksanakan tak lagi setingkat provinsi namun hanya diselenggarakan oleh pihak sekolah. Para guru pun menjadi lebih leluasa memberikan ujian kompetensi kepada para siswanya. Bentuk ujiannya pun sepenuhnya diserahkan kepada pihak sekolah, apakah akan menggelar ujian dalam bentuk tertulis, tugas kelompok, karya tulis, dan lain sebagainya. Nantinya anggaran USBN yang telah tersusun akan dialihkan untuk meningkatkan kompetensi guru serta kapasitas sekolah.

Baca juga:  Bagaimana Dampak Virus Corona B117 Bagi Perekonomian di Indonesia?

2. Penghapusan Ujian Nasional

Nadiem Makarim menegaskan bahwa UN atau Ujian Nasional masih tetap dilakukan pada tahun 2020, dan metode yang diterapkan masih sama seperti metode UN tahun-tahun sebelumnya. Namun UN tahun 2020 sekaligus menjadi UN terakhir untuk metode seperti yang dilaksanakan saat ini. Karena mulai tahun 2021, metode UN akan diganti dengan metode asesmen kompetensi minimum serta survei karakter.

Nadiem mengatakan bahwa dirinya memiliki 2 alasan kuat yang mendasari penghapusan UN dengan metode lama. Alasan pertama karena berdasarkan survei serta diskusi dengan orangtua, siswa, kepala sekolah, serta guru, materi UN dinilai terlalu padat sehingga siswa akan cenderung untuk menghafal materi. Peran guru disini pun hanya sebagai pengajar materi, bukan menguji kompetensi siswa. Alasan kedua karena UN dianggap menjadi momok mengerikan dan secara tak langsung berdampak pada psikologi siswa, orang tua, maupun guru. Sistem UN dengan metode seperti saat ini dianggap hanya menilai 1 aspek saja, yaitu aspek kognitif.

Metode baru yakni asesmen kompetensi minimum tersebut akan merujuk pada literasi dan numerasi. Literasi sendiri berarti kemampuan menganalisa suatu bacaan serta kemampuan memahami konsep dibalik bacaan tersebut. Sedangkan numerasi berarti kemampuan menganalisa angka-angka. Sehingga nantinya penilaian kompetensi bukan berdasarkan mata pelajaran.

3. Merampingkan Ujian Sekolah Berstandar Nasional Bagi Guru

Salah satu poin kebijakan Merdeka Belajar hasil dari inovasi Nadiem Makarim di dunia pendidikan Indonesia adalah merampingkan ujian berstandar nasional bagi guru. Seorang guru umumnya wajib melaksanakan kegiatan belajar mengajar berdasarkan RPP atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Metode tersebut dinilai sangat kaku dan tidak efektif, karena membutuhkan waktu berjam-jam lamanya dan hasilnya pun berlembar-lembar. RPP dinilai tidak efektif karena dianggap sebagai pemborosan dari segi pemakaian kertas yang berlebihan. Satu orang guru saja dapat menghabiskan berlembar-lembar RPP, bagaimana jika jutaan guru yang ada di Indonesia? Hal inilah yang menjadi pemicu untuk merampingkan ujian sekolah berstandar nasional bagi guru.

Ujian Guru

Oleh karena itu, nantinya para guru memiliki kebebasan dalam membuat maupun mengembangkan RPP nya sendiri. Bahkan tak perlu berlembar-lembar, cukup dengan 1 lembar saja namun sudah memuat semua komponen inti seperti kegiatan pembelajaran, apa tujuan pembelajaran, serta asesmen.

Baca juga:  Ini Dia 6 Ide Bisnis untuk Pensiunan Paling Potensial!

4. Revisi Sistem Zonasi

Nadiem mengubah pola PPDB atau Penerimaan Peserta Didik Baru yang selama kurang lebih 2 tahun ini dilakukan dengan sistem zonasi. Meski tidak menghapus secara keseluruhan, namun terdapat beberapa perubahan yang dilakukan oleh Nadiem. Sistem zonasi dibagi dalam 3 jalur penerimaan, 80% siswa diterima di sebuah sekolah berdasarkan jarak dengan sekolah atau wilayah, 15% siswa diterima melalui jalur prestasi, dan sisanya 5% siswa diterima melalui sistem pindah sekolah. Nadiem mengubah peraturan tersebut menjadi siswa yang diterima melalui jalur prestasi sebanyak 30%. Sehingga jalur penerimaan siswa melalui pemetaan wilayah atau zonasi menjadi 50%, jalur penerimaan siswa berprestasi 30%, jalur penerimaan siswa afirmasi sebanyak 15%, dan 5% sisanya melalui jalur perpindahan sekolah.

Demikianlah poin kebijakan Merdeka Belajar hasil dari inovasi Nadiem Makarim di dunia pendidikan Indonesia. Bagaimana menurut Anda?

 

 

Tags: daftar Inovasi Nadiem Makarim di dunia pendidikan Indonesia Inovasi Nadiem Makarim di dunia pendidikan Indonesia

Berikan komentar